Kali ini saya akan membahas tentang salah satu pembalap motogp rival dan team mate dari pembalap pujaan ku Jorge Lorenzo,, yak dia adalah  Ben Spies.
Ben lahir di pada tanggal 11 Juli 1984 di Germantown, Tennessee. Ia mendapat julukan "Elbowz" karena mempunyai gaya balap dengan siku menonjol ke luar. Ia adalah pembalap profesional yang memulai debutnya di dunia balap pada tahun 2000. 
Ben mulai mengendarai motor sejak berusia lima tahun. Menurut  Ben, Mamanyalah inspirasi dan pendorongnya dalam membalap. Mamanya  tidak pernah menghambat karier balapnya. Impiannya dalam berlomba  di  race didukung penuh oleh sang mama.
Ben tidak seharusnya lahir. Mamanya, Marry  Spies dinyatakan tidak bisa mengandung, karena itu ia dan suaminya,  Henry  Spies pada tahun 1980 memutuskan untuk mengadopsi seorang  putri  bernama Lisa. Ketika  Lisa berumur 3 tahun, ia meminta ibunya untuk memberinya adik bayi.  Marry menjelaskan bahwa dia tidak memberikannya karena kandungannya  rapuh. Ia menjelaskan kepada putrinya bahwa ia lahir dari hatinya. Namun  tiba-tiba Lisa  meletakkan tangannya di pinggul Marry dan berkata,  "Tuhan mengasihi aku, dan  jika aku ingin adik bayi, aku akan  mendapatkan adik bayi." 
Seminggu kemudian, Mary menemukan bahwa dia hamil.
Ben  terlahir untuk membalap. Sebagai balita, dia meminta kedua orang tuanya  hadiah tiket balapan. Ketika Natal, ia juga meminta Santa memberinya  sebuah motor balap. Ben memulai balapan ketika umurnya 8 tahun. Dia  berlatih setiap hari seusai pulang sekolah. Marry tidak tahu darimana  asalnya keinginan Ben untuk membalap. Henry adalah pebisnis dan ia  adalah agen Real Estate. Kebanyakan pembalap hebat berasal dari satu  dinasti keluarga balap, karena itu kesuksesan Ben di dunia balap  tergolong langka.
  Ketika Ben berumur lima tahun, pada tahun 1989, Mary dan Henry  mengakhiri pernikahan mereka. Mary kemudian memulai berkencan dengan  Keith Cherry yang membawa Ben latihan balap, membayar motor balapnya dan  mensponsori awal karir balap Ben. Tetapi hubungan Mary dan Cherry  berakhir pada tahun 1999. Namun hubungan mereka tetap baik dan Ben masih  sering berlatih dengan Cherry.
Meski harus membesarkan Ben  sendiri, tapi Marry tidak pernah  menyerah. Menurutnya dalam mendidik  dan membesarkan Ben, tidak pernah ia  melarang dan memaksakan  kehendaknya kepada Ben. Intinya apapun yang  menjadi impian 100 % ia  dukung. Jadi tidak heran untuk mendukung langkah  sang buah hati dilomba  balap yang tentu saja membutuhkan biaya yang  sangat besar, sang mama  rela untuk bekerja menangani beberapa pekerjaan  sekaligus. Mulai dari  agen properti, sampai menjadi operator telepon.  Satu pekerjaan disadari  tidak akan sanggup memenuhi kebutuhan anaknya  diarena balap. Tapi  mesti begitu, Mary tidak mengeluh. Baginya sebuah kebanggaan  yang  sangat besar jika ia bisa membantu mendukung langkah anaknya untuk   mencapai impiannya.
Ben Spies sendiri mengakui bahwa kerja  keras sang mama sangat  menginpirasinya. Ketika ia sedang jatuh,  pengorbanan sang mama lah yang  mendorongnya untuk bangun lagi. Bangun  dan terus berlatih menjadi yang  terbaik. Ben selalu ingat pesan Mary  yang mengatakan bahwa diposisi  berapapun, mau posisi pertama, posisi  kedua, atau posisi paling buntut,  mau jadi juara atau tidak, selalu  yang harus diingat adalah bahwa  pencapaian itu didapat dari memberikan  yang terbaik dari dirinya, selalu  yang terbaik.
Satu hal yang dipelajari dari  mama super ini adalah kegigihannya dalam  bekerja, berkorban demi sang  anak. Niscaya dengan petuah, dukungan,  kasih sayang sang mama, Ben bisa  melaju bersaing di Moto GP. Bukan tidak  mungkin titel juara dunia  tinggal menunggu waktu saja.




 
No comments:
Post a Comment