Dec 8, 2011

Kisah Ben Spies dan Sang Mama

Kali ini saya akan membahas tentang salah satu pembalap motogp rival dan team mate dari pembalap pujaan ku Jorge Lorenzo,, yak dia adalah  Ben Spies.
Ben lahir di pada tanggal 11 Juli 1984 di Germantown, Tennessee. Ia mendapat julukan "Elbowz" karena mempunyai gaya balap dengan siku menonjol ke luar. Ia adalah pembalap profesional yang memulai debutnya di dunia balap pada tahun 2000. 

Ben mulai mengendarai motor sejak berusia lima tahun. Menurut Ben, Mamanyalah inspirasi dan pendorongnya dalam membalap. Mamanya tidak pernah menghambat karier balapnya. Impiannya dalam berlomba di race didukung penuh oleh sang mama.



Ben tidak seharusnya lahir. Mamanya, Marry Spies dinyatakan tidak bisa mengandung, karena itu ia dan suaminya, Henry Spies pada tahun 1980 memutuskan untuk mengadopsi seorang putri bernama Lisa. Ketika Lisa berumur 3 tahun, ia meminta ibunya untuk memberinya adik bayi. Marry menjelaskan bahwa dia tidak memberikannya karena kandungannya rapuh. Ia menjelaskan kepada putrinya bahwa ia lahir dari hatinya. Namun tiba-tiba Lisa meletakkan tangannya di pinggul Marry dan berkata, "Tuhan mengasihi aku, dan jika aku ingin adik bayi, aku akan mendapatkan adik bayi." 

Seminggu kemudian, Mary menemukan bahwa dia hamil. 



Ben terlahir untuk membalap. Sebagai balita, dia meminta kedua orang tuanya hadiah tiket balapan. Ketika Natal, ia juga meminta Santa memberinya sebuah motor balap. Ben memulai balapan ketika umurnya 8 tahun. Dia berlatih setiap hari seusai pulang sekolah. Marry tidak tahu darimana asalnya keinginan Ben untuk membalap. Henry adalah pebisnis dan ia adalah agen Real Estate. Kebanyakan pembalap hebat berasal dari satu dinasti keluarga balap, karena itu kesuksesan Ben di dunia balap tergolong langka.


Ketika Ben berumur lima tahun, pada tahun 1989, Mary dan Henry mengakhiri pernikahan mereka. Mary kemudian memulai berkencan dengan Keith Cherry yang membawa Ben latihan balap, membayar motor balapnya dan mensponsori awal karir balap Ben. Tetapi hubungan Mary dan Cherry berakhir pada tahun 1999. Namun hubungan mereka tetap baik dan Ben masih sering berlatih dengan Cherry.

Meski harus membesarkan Ben sendiri, tapi Marry tidak pernah menyerah. Menurutnya dalam mendidik dan membesarkan Ben, tidak pernah ia melarang dan memaksakan kehendaknya kepada Ben. Intinya apapun yang menjadi impian 100 % ia dukung. Jadi tidak heran untuk mendukung langkah sang buah hati dilomba balap yang tentu saja membutuhkan biaya yang sangat besar, sang mama rela untuk bekerja menangani beberapa pekerjaan sekaligus. Mulai dari agen properti, sampai menjadi operator telepon. Satu pekerjaan disadari tidak akan sanggup memenuhi kebutuhan anaknya diarena balap. Tapi mesti begitu, Mary tidak mengeluh. Baginya sebuah kebanggaan yang sangat besar jika ia bisa membantu mendukung langkah anaknya untuk mencapai impiannya.



Ben Spies sendiri mengakui bahwa kerja keras sang mama sangat menginpirasinya. Ketika ia sedang jatuh, pengorbanan sang mama lah yang mendorongnya untuk bangun lagi. Bangun dan terus berlatih menjadi yang terbaik. Ben selalu ingat pesan Mary yang mengatakan bahwa diposisi berapapun, mau posisi pertama, posisi kedua, atau posisi paling buntut, mau jadi juara atau tidak, selalu yang harus diingat adalah bahwa pencapaian itu didapat dari memberikan yang terbaik dari dirinya, selalu yang terbaik.

Satu hal yang dipelajari dari mama super ini adalah kegigihannya dalam bekerja, berkorban demi sang anak. Niscaya dengan petuah, dukungan, kasih sayang sang mama, Ben bisa melaju bersaing di Moto GP. Bukan tidak mungkin titel juara dunia tinggal menunggu waktu saja.

No comments:

Post a Comment