Dec 30, 2010

HOPE


Bagi seseorang yang memiliki idola pasti berharap dapat menemui idolanya suatu hari nanti. Banyaknya materi yang dikorbankan tidak akan menjadi masalah, bukan hanya itu saja banyak hal yang akan mereka korbankan untuk bisa menemui idolanya waktu terus terbuang dan tenanga selalu tercurahkan. Tak jarang mereka juga mendapatkan teman maupun musuh.

Ini kisah temanku, kisah yang simpel mengenai seorang fans yang sangat ingin menemui idolanya. Selama bertahun-tahun dia selalu menunggu kesempatan itu datang.
Aku dan temanku, via telah bersahabat sejak kelas 3 SMA dan sejak saat itu pula aku mengetahui bahwa Via mengidolakan seorang pembalap bernama Jorge Lorenzo.
"Dari kapan emang ente ngefans sama si jorge?" Tanyaku padanya
"Jaman smp kelas 3 apa ya? Haha lupa kite" jawab via asal
"Eh buseng masa ngefans lupa deh"
"Biasa lah orang keren emang gitu. Nah lw kapan deh ngefans sama Valentino Rossi"
Ya aku juga mempunyai idola yaitu Valentino Rossi, sejak kelas 3 smp aku mengidolakan dia, sama seperti Via aku juga berharap bisa bertemu dengan Rossi.
Pada akhir tahun 2009 kami mendapat berita bahwa Valentino Rossi dan rekan satu timnya pada saat itu, Jorge Lorenzo  akan datang ke Indonesia tapi sayang bukan Jakarta lah yang mereka datangi. Valentino Rossi akan datang ke Medan dan Surabaya sedangkan Jorge Lorenzo datang ke Bandung dan Jogja.

Saat mengetahui hal itu kami merasa tidak punya harapan lagi, hari mereka datang bukanlah hari libur jadi tak mungkin bagi kami untuk bertemu mereka. Tetapi ada kuis yang berhadiah bertemu dengan para pembalap. saat aku melihat kuis tersebut sudah banyak sekali yang mengikuti khusunya untuk bertemu dengan Valentino Rossi. Aku langsung bepikir tidak mungkin aku mengalahkan mereka vote yang mereka miliki tyelah mencapai ribuan sedangkan aku baru akan memulai. Akhirnya aku putuskan untuk membantu via dalam kuis ini karena saingan lebih sedikit jadi kesempatan untuk menang jauh lebih besar.

Ternyata tidak semudah yang kami bayangkan, kami harus mencari dukungan dari orang-orang agar mau memberikan vote pada gambar yang telah via buat. Rasanya sulit sekali mendapatkan dukungan orang lain, kami hampir saja menyerah dan melupakan niat awal kami yang sangat menggebu-gebu.

Tapi ada hal yang membuat semangat kami bangkit. Tanpa sengaja Via menemukan salah satu followers di account twitternya yang juga fans berat Jore Lorenzo, Lisa  berkata yang tidak baik tentang dirinya dan aku. Dapat aku simpulkan bahwa ia merasa iri terhadap Via karena pernah bertemu dengan Lorenzo sebelumnya. Ternyata Lisa salah seorang peserta kuis dan memiliki vote yang paling tinggi dibandingkan dengan fans Jorge Lorenzo lainnya. Dibandingkan membalas kata-kata yang Lisa tunjukkan kepada kami, khususnya Via, aku dan Via lebih memilih membalasnya dengan cara memenangkan kuis.

Jumlah vote yang dimiliki Via dan Lisa terlampau jauh. Perbedaannya lebih dari 100 vote. Hal ini membuat kami hampir putus asa tetapi kami pantang menyerah kami ingin membalas perbuatan Lisa dengan cara yang lebih bijak tanpa harus membalas dengan kata-kata yang kotor dan kasar. Persaingan terus terjadi sampai akhirnya kuis dimenangkan oleh Lisa dan beberapa fans Jorge Lorenzo lainnya.

Via sangat terpukul dengan keadaan itu, dia menangis sejadi-jadinya. Aku tidak bisa melakukan apapun hanya memberinya kata-kata yang membuat Via kembali bersemangat.
“Kenapa gw kalah?” Via berkata sambil menangis.
“Itu bukan rejeki kali, mungkin ada kesempatan lain mangkanya kita berdoa dan berharap aja ya” jawabku.
“Tapi gw masih belum bisa terima kenapa dia yang menang?!” Ucap Via dengan marah.
“Yah mau gimana lagi itu kan diluar kemampuan kita yang penting usaha dengan niat yang baik pasti masih ada harapan” Aku mencoba memenangkan.

Doa aku dan Via terjawab. Kami ternyata masih ada satu kuis lagi yang belum kami ikuti. Kuis edisi valentine yang boleh diikuiti bersama keluarga, pacar maupun teman. Sekali lagi kami mencoba peruntungan dan kali ini aku juga ikut serta dalam kuis tersebut.
Dua hari setelah kami mengikuti kuis Via  mendapatkan telpon bahwa dia menjadi pemenang favorit yang berhadih bertemu dengan Jorge Lorenzo. Via tidak percaya karena kuis itu masih berlangsung tapi dirinya sudah mendapatkan telpon. Kecemasa Via tidak terbukti, memang dirinya pemenang favorit kuis itu. Akhirnya kami berangkatke Bandung untuk bertemu dengan Jorge Lorenzo, kenapa aku juga ikut? Karena aku adalah pasangan Via dalam mengikuti kuis tersebut, dapet hadiah lebih hehe.

Di Bandung kami bertemu dengan orang-orang yang sangat baik ada Mba Dian bersama anaknya Sakti, Mba Mira, Mas Edi, Om Toni dan Vicky. Sampai sekarang kami masih berteman dengan akrab dan sering bertukar cerita. Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu tiba. Via bertemu dengan idolanya, Jorge Lorenzo.

Via menangis bahagia. Orang yang selama ini hanya bisa ia lihat di televisi akhirnya nyata berada di depannya dan dia bisa berbicara dengan Jorge Lorenzo.” It’s like a dream come true” ucap Via. Ini adalah mimpi yang jadi kenyataan,aku bisa merasakan kebahagiaan yang juga Via rasakan. Walaupun aku tidak bertemu Valentino Rossi pada saat itu tapi aku bahagia melihat sahabatku bertemu dengan idolanya. Aku juga merasakan impianku menjadi nyata karena aku tau betapa Via sangat mengidolakan Jorge Lorenzo.

Kebahagiaan kami tidak hanya sampai disitu saja. Aku menjadi juara pertama dan memenangkan dua buah ipod touch. Padahal aku tidak berpikir untuk menang hanya membantu Via agar bisa bertemu Jorge Lorenzo.

Tuhan maha baik selalu mendengar hamba-Nya yang berdoa dan memohon setulus hati, tentu saja diiringi dengan usha. Harapan adalah mimpi. Via tidak pernah berhenti berharap untuk bertemu Jorge Lorenzo, walaupun banyak ornang yang bilang itu hanya sebuah harapan kosong. Via berharap akan bertemu dengan idolanya sampai harapan itu menjadi nyata.

Arinayachii’s point of view

No comments:

Post a Comment